1. Pendahuluan
Kabut asap selimuti hampir sebagian Aceh mulai dari perbatasan Sumatera Utara hingga ke pusat Ibu Kota Provinsi di Banda Aceh. Kabut asap yang terpantau sejak pagi pukul 07.00 WIB itu tidak menggangu aktivitas warga. Meski demikian, Kota Banda Aceh terlihat meredup, cahaya matahari tidak memancar sempurna. Sementara di alur sungai Lamnyong, Darussalam kabut asap terlihat dengan jelas di antara permukaan air.
Dari Lhokseumawe juga dilaporkan kabut asap menyelimuti kota itu, termasuk di Kabupaten Bireuen juga dilaporkan kawasan ini terlihat redup akibat kabut asap. “Kalau kawasan hutan bila dilihat dari atas jelas sekali kabut asap agak tebal, namun di ruas jalan negara kabut asap masih tipis.
Kabut asap terpantau belum mengganggu aktivitas warga maupun arus lalu lintas. Namun dikhawatirkan asap akan semakin tebal dan mengganggu aktivitas warga maupun pengendara sepeda motor maupun kendaraan lainnya.
2. Analisis Kebasahan Atmosfer
Keadaan atmoser secara umum di wilayah Sumatera bagian utara dan Sumater bagian selatan cukup berbeda. Pada gambar 2 terlihat wilayah Sumatera bagian utara masih cukup basah sedangkan Sumatera bagian selatan kering. Wilayah Sumatera bagian utara dipengaruhi oleh massa udara basah dari Samudera Hindia. Sedangkan Sumatera bagian selatan dipengaruhi oleh massa udara kering yang berasal dari daratan Australia.
Gambar 1. Citra satelit Himawari kanal uap air tanggal 3 September 2015
(ftp://satelit.bmkg.go.id)
3. Analisis Sebaran Titik Panas
Berdasarkan peta sebaran titik panas tanggal 3 September 2015 tidak terlihat adanya titik panas di wilayah Aceh maupun di Sumatera Utara. Sebaran titik panas paling banyak terdapat di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan. Sebaran titik panas juga terdapat di wilayah Riau dan Kepulauan Bangka Belitung.
4. Analisis Persebaran Asap
Untuk membedakan awan dan asap maka setidaknya harus melihat dua kanal citra satelit yaitu visibel dan inframerah. Pada buku yang berjudul Satellite Meteorology disebutkan bahwa warna cerah pada citra visibel disebabkan oleh nilai albedo yang tinggi. Sedangkan warna putih yang nampak pada citra inframerah merupakan representasi dari suhu puncak awan yang dingin (Kelkar, 2007). Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa asap akan dengan mudah terlihat pada citra visible dan sulit terlihat pada citra inframerah.
Pada citra satelit kanal visibel lampiran 1 terlihat adanya gugusan warna kelabu dari wilayah Sumatera bagian selatan yang bergerak ke arah barat laut. Persebaran asap dari wilayah Sumatera bagian selatan ini searah dengan pergerakan angin dari tenggara. Sedangkan pada citra satelit kanal inframerah lampiran 2 gugusan warna kelabu ini tidak terlihat. Hal ini menunjukkan bahwa gugusan warna kelabu yang terlihat pada citra visible merupakan asap yang berasal dari wilayah Sumatera bagian selatan dan bergerak menyebar ke arah barat laut.
5. Kesimpulan
Asap yang mengganggu jarak pandang mendatar di wilayah Aceh berasal dari wilayah Sumatera bagian selatan.
Jumat, 18 Maret 2016
Analisis Asap di Provinsi Aceh
Tags :
IPTEK
Related : Analisis Asap di Provinsi Aceh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar